Keris dan Bambu Runcing bisa menangkal petir? ???
Ko
bisa????
Jangan
dikaitkan dengan mitos dulu ya,,
Insyaallah tulisan ini akan membawa kita untuk melek sains dan berpaling dari mitos,
karena biasanya Sesuatu hal yang berkaitan dengan mitos akan membawa kita ke
dalam kemusyrikan, dan seperti yang kita ketahui bahwa musyrik adalah perbuatan
yang hina, karena kemusyrikan akan membuat kita untuk berpaling dari Allah SWT
dan rasa cinta kita kepada sang khalik juga akan berkurang bahkan hilang. Naudzubilah minjalik. Nah untuk memperkuat
iman kita, maka sebelum kita baca lebih jauh mengenai keris dan bambu runcing,
ada baik nya jika kita mengingat firman Allah Swt yang tertulis didalam
Alqur’an
Dan di antara manusia
itu ada yang mempertuhan sesuatu yang lain daripada Allah sebagai
tuhan-tandingan; dicintainya seperti mencintai Allah. Orang yang beriman hanya
lebih mencintai Allah semata. Seandainya orang yang zalim itu dapat memikirkan
ketika mereka melihat siksaan nanti di hari kiamat, sungguh seluruh daya dan
kekuatan hanya kepunyaan Allah. Dan sungguh-sungguh Allah Maha dahsyat
siksa-Nya.Al-Baqarah:165
Nah,,,
Sekarang kita balik ke keris
dan bambu runcing
Inilah suatu adat istiadat dan kebiasaan yang
terjadi pada masyrakat bali, mungkin bukan hanya di bali, karena setelah saya
menanyakan kepada mamah mengenai hal ini, ternyata jaman dahulu masyarakat
sekitar rumah juga melakukan hal ini, yaitu
menaruh bambu runcing pada atap rumah dan juga melempar benda – benda logam
runcing seperti keris dan pisau ke udara saat timbul petir. Kedua kebiasaan tersebut
merupakan petuah leluhur yang dilakukan agar terhindar dari petir. Pengetahuan
masyarakat mengenai hal ini hanya dilandaskan dengan sebuah pemahaman mengenai petuah leluhur dan sangat disayangkan sekali karena mereka tidak dapat
memahami kebiasaan ini dengan sains atau ilmu yang sudah di uji ke valid an
nya, inilah yang disebut indigenous Science.
What is indigenous science????
indigenous Science memiliki hubungan yang erat dengan pengetahuan sains
pribumi yang telah berlangsung selama bertahun – tahun,biasanya kebudayaan
masyarakat tersebut disampaikan dari mulut ke mulut, sains ini sering juga
disebut dengan pengetahuan sains pribumi, dan berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Jhon Corsiglia di Columbia menyatakan bahwa indigenous Science
mampu menghasilkan Western Modern Science ( sains ilmiah ) yang sudah diteliti.
Nah seharusnya kita bangga menjadi bangsa indonesia, karena di indonesia masih
terdapat banyak indigenous science yang seharusnya kita teliti dan kita kaitkan
dengan sains bukan dengan mitos atau kemusyrikan,,, ya ga!!!!
nah kita balik lagi ke keris dan bambu runcing ya,,,
Keris
dan bambu runcing bisa digunakan sebagai penangkal petir karena keris merupakan
benda yang terbuat dari logam, logam memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, misalnya tembaga untuk penghantar listrik dan lain – lain. Umumnya
logam memiliki sifat kekuatan fisik tinggi, kerapatan tinggi, konduktivitas listrik
dan termal baik, dan daya refleksi tinggi. Sifat ini berkaitan dengan struktur
mikroskopis bahan yang dapat diasumsikan bahwa suatu logam mengandung electron
bebas, dengan konsentrasi besar yang dapat bergerak dalam keseluruhan volume Kristal.
Saat atom bebas membentuk logam, semua electron valensi menjadi electron
konduksi dalam logam. Electron konduksi bergerak bebas di antara ion, sehingga
keadaannya berubah tajam.
Sedangkan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Suatra dengan judul merekontruksi sains asli (indigenous
Science) dalam upaya mengembangkan pendidikan sains berbasis budaya local dijelaskan bahwa keris dapat menjadi
penangkal petir selain benda tersebut terbuat dari bahan logam juga
dikarenakan Akibat polarisasi
oleh medan luar pada
benda logam runcing maka muncul kelebihan muatan +/- pada ujungnya, lalu
timbul dengan adanya medan ini elektron dapat
tertarik/terlepas. Ketika terjadi petir elektron yang bergerak di angkasa akan
terlepas/bergerak mencari ujung runcing. Inilah yang mengakibatkan keris
dapat menangkal petir, karena sebelum electron dari petir mencapai permukaan
bumi, electron – electron tersebut akan bergerak ke ujung keris yang runcing. Lalu bagaimana
dengan bambu yang tidak terbuat dari logam???
Masih dari hasil penelitian yang dilakukan oleh I
Wayan Suatra, dalam penelitiannya pada masyarakat Bali diketahui bahwa terdapat
rumah yang pada atapnya diletakan bambu runcing sebagai penangkal petir dan
juga sebagai pemegang atap agar tidak lepas di tempa angin, Benda/bambu yang runcing pada saat
basah akan dapat berfungsi sebagai penghantar listrik (konduktor), meskipun
konduktivitasnya relatif kecil. Dan untuk mekanisme perpindahan elektronnya
sama dengan yang terjadi pada keris…
Nah
sekarang jadi sudah tau nih Jadi
bukan mitos lagi kan???
Cuma sedikit pesan yang saya bisa
tuliskan Jangan pernah melakukan sesuatu tanpa niatan karena Allah SWT, karena
atas izinnya lah semua yang ada dan segala peristiwa yang ada dibumi dapat
terjadi
reference
John
Corsglia, “discovering Indigenous Science”, jurnal penelitian dalam University
of Victoria, Columbia, 2000
I
wayan Suatra, “MEREKONSTRUKSI SAINS ASLI (INDIGENOUS
SCIENCE) DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN
PENDIDIKAN SAINS BERBASIS BUDAYA LOKAL DI SEKOLAH, jurnal Penelitian dalam pendidikan fisika,2005
http://www.slideshare.net/kakasalut/makalah-zat-padat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar