Bismillahirahmanirahiim…….
Mencoba
mengulik sedikit ilmu dari beberapa ilmu yang ada di dalam lembaran-lembaran
buku bercover putih. Di dalamnya berisikan sebuah penjelasan terkait ka’bah
sebagai pusaran energi di bumi, karena memang judul yang tertulis di sampul
depannya adalah “Pusaran Energi Kabah”
Mengambil
segelintir ilmu dari puluhan ilmu yang ada di dalam buku tersebut mungkin yang
membaca tulisan ini akan heran membaca
judulnya dan berfikir “diambil dari buku yang bercerita ka’bah tapi ko judulnya
getaran dan hati???”.
Ya,
pada tulisan saya yang masih jauh dari kata baik ini saya akan membahas tentang
hati dan getarannya. Buku tersebut
menuliskan beberapa istilah fisika yang akhirnya merujuk saya mengingat sebuah
hadis pertemanan.
“Permisalan teman
duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang
pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak
wangi, atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi,
bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang
tidak sedap darinya”
(HR Bukhari No 2101, Muslim No 2628)
Resonansi,
sebuah istilah didalam ilmu fisika dan kimia yang saya pikir memiliki hubungan
dengan hadist di atas (mohon maaf jika analisis saya salah)
Apa
yang dimaksud dengan resonansi?
Secara
sederhana pengertian resonansi adalah penularan getaran kepada benda lain.
Artinya, jika kita menggetarkan suatu benda, lantas benda lain tersebut terkena
getaran, maka dapat dikatakan benda lain tersebut terkena resonansi alias ‘tertular’
getaran.
Dalam
ilmu kimia dikenal bahwa atom adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup
maupun benda mati, Manusia adalah makhluk hidup yang di dalam tubuhnya terdapat
miliaran-miliaran atom yang menyusun sel lalu menjadi jaringan yang tersusun
menjadi organ hingga akhirnya menjadi seorang manusia, Melihat lebih dalam
bagian-bagian atom yang ternyata tersusun atas elektron dan proton yang
masing-masing bermuatan negatif dan positif sehingga dapat dikatakan bahwa manusia
adalah makhluk miliaran bioelektron
Jantung
dan hati merupakan pusat dari kehidupan manusia karena memang jantung adalah
tempat memompa darah yang akhirnya dialirkan keseluruh tubuh. Seperti sebuah
gardu PLN yang mengalirkan aliran listrik ke rumah-rumah. Begitu juga yang
terjadi dengan jantung dan hati sehingga dapat dikatakan jika hati dan jantung
ini bermasalah maka akan mempengaruhi organ-organ yang lainnya pula
Jantung
atau hati ini akan mengalami getaran setiap kali sang pemiliknya melakukan
suatu hal, seperti halnya ketika seseorang marah maka tak jarang getaran yang
dirasakannya sangatlah keras begitu juga sebaliknya, seseorang yang berdzikir
maka akan merasakan getaran yang lembut di dalam hatinya. Dan inilah yang
mempengaruhi aura yang terpancar pada setiap manusia.
Setiap
kegiatan yang dilakukan manusia selalu menimbulkan getaran. Perbuatan yang di
dasarkan dengan hawa nafsu akan cenderung menghasilkan getaran yang kasar dan
bergejolak tidak beraturan, dalam tinjauan fisika getaran ini disebut memiliki
frekuensi rendah dengan amlitudo besar. Sedangkan sebuah kegiatan yang
didasarkan dengan Ilahiah ( sabar, ikhlas, kepasrahan diri dan lainnya) akan
memancarkan getaran yang cenderung halus dan lembut dengan frekuensi tinggi dan
teratur, ECG (Electric Cardio Graph) merupakan alat yang dapat mendeteksi
getaran yang dihasilkan oleh orang yang sedang beraktifitas
Dalam
ilmu fisika dikenal beberapa getaran yang hasilnya akan memancarkan cahaya dengan
menggunakan perbandingan frekuensi. Untuk menghasilkan cahaya (tampak) dibutuhkan frekuensi yang
tinggi sedangkan frekuensi yang rendah
hanya akan menghasilkan cahaya (kasat
mata) sinar ultra violet, sinar x, infra merah dan lain halnya bahkan beberapa
dari sinar ini mampu menimbulkan radiasi yang berdampak tidak baik bagi
kesehatan. Sehingga untuk dapat menghasilkan cahaya tampak memerlukan frekuensi
yang tinggi dan hal tersebut dapat
diperoleh dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan Ilahiah yang umumnya bersifat
positif. Cahaya yang dihasilkan dari frekuensi yang tinggi pada diri manusia
akan menghasilkan aura serta wajah yang berseri pada diri manusia tersebut,
sehingga tak jarang jika kita melihat seorang ahli ibadah maka kita akan
melihat kesejukan terpancar dari dalam
dirinya
Lalu
apa hubungannya dengan resonansi?
Telah
dituliskan di atas bahwa manusia adalah makhluk miliaran bioelektron yang dapat
memancarkan cahaya positif atau negatif. semakin lembut dan ikhlas sesorang
maka pancaran auranya semakin kuat sehingga mampu meresonansi sekitarnya. Oleh
karena itu islam mengajarkan bagaimana seharunya memilih sahabat seperti yang
tertulis pada hadist di atas
ko
bisa sih aura seseorang meresonansi orang yang ada disekitarnya
analoginya
seperti batang besi yang digosok-gosokan dengan magnet, batang besi yang tidak
memiliki sifat magnet sebelumnya ketika terus dan terus digosokan magnet maka
lama kelamaan besi tersebut pun akan memiliki sifat magnet yang mampu menarik
benda-benda logam disekitarnya, kalau tidak percaya silahkan dibuktikan sendiri
ya, dengan catatan menggosokannya harus searah y :)
Begitu
juga halnya dengan manusia yang di dalam tubuhnya memiliki miliaran elektron
yang bermuatan, maka ia akan dapat meresonansikan cahaya nya tersebut kepada
orang-orang yang ada disekitar kita, sehingga tidak jarang kita melihat orang
yang bergaulnya dengan orang-orang baik maka orang tersebut juga akan terbawa
menjadi baik, begitu juga sebaliknya.
Maka
sudah menjadi tugas kita untuk mencari sahabat dan berada di lingkungan yang
baik yang sejatinya dapat memancarkan aura-aura positif pada diri kita. Karena
manusia berada diantara malaikat dan syeiton dimana malaikat keimanannya kepada Sang Maha Kuasa terus tetap
terjaga sedangkan syeiton diantaranya memiliki krisis keimanan kepada Allah SWT,
naik turun itulah keadaan keimanan manusia, sehingga untuk bisa mengatasi keimanan
kita disaat menurun adalah lingkungan dan sahabat yang sholeh/sholeha
Allahu’alam
Sumber:
Hadist Rasulullah saw
Agus Mustofa dalam Pusaran Energi Ka'bah
Douglas C. Giancoli dalam Fisika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar