Minggu, 30 Oktober 2016

Sahabat, kau menggetarkan hatiku




Bismillahirahmanirahiim…….
Mencoba mengulik sedikit ilmu dari beberapa ilmu yang ada di dalam lembaran-lembaran buku bercover putih. Di dalamnya berisikan sebuah penjelasan terkait ka’bah sebagai pusaran energi di bumi, karena memang judul yang tertulis di sampul depannya adalah “Pusaran Energi Kabah”

Mengambil segelintir ilmu dari puluhan ilmu yang ada di dalam buku tersebut mungkin yang membaca tulisan ini  akan heran membaca judulnya dan berfikir “diambil dari buku yang bercerita ka’bah tapi ko judulnya getaran dan hati???”.

Ya, pada tulisan saya yang masih jauh dari kata baik ini saya akan membahas tentang hati dan getarannya.  Buku tersebut menuliskan beberapa istilah fisika yang akhirnya merujuk saya mengingat sebuah hadis pertemanan.

“Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya” (HR Bukhari No 2101, Muslim No 2628)



Resonansi, sebuah istilah didalam ilmu fisika dan kimia yang saya pikir memiliki hubungan dengan hadist di atas (mohon maaf jika analisis saya salah)

Apa yang dimaksud dengan resonansi?
Secara sederhana pengertian resonansi adalah penularan getaran kepada benda lain. Artinya, jika kita menggetarkan suatu benda, lantas benda lain tersebut terkena getaran, maka dapat dikatakan benda lain tersebut terkena resonansi alias ‘tertular’ getaran.

Dalam ilmu kimia dikenal bahwa atom adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup maupun benda mati, Manusia adalah makhluk hidup yang di dalam tubuhnya terdapat miliaran-miliaran atom yang menyusun sel lalu menjadi jaringan yang tersusun menjadi organ hingga akhirnya menjadi seorang manusia, Melihat lebih dalam bagian-bagian atom yang ternyata tersusun atas elektron dan proton yang masing-masing bermuatan negatif dan positif sehingga dapat dikatakan bahwa manusia adalah makhluk miliaran bioelektron



Jantung dan hati merupakan pusat dari kehidupan manusia karena memang jantung adalah tempat memompa darah yang akhirnya dialirkan keseluruh tubuh. Seperti sebuah gardu PLN yang mengalirkan aliran listrik ke rumah-rumah. Begitu juga yang terjadi dengan jantung dan hati sehingga dapat dikatakan jika hati dan jantung ini bermasalah maka akan mempengaruhi organ-organ yang lainnya pula

Jantung atau hati ini akan mengalami getaran setiap kali sang pemiliknya melakukan suatu hal, seperti halnya ketika seseorang marah maka tak jarang getaran yang dirasakannya sangatlah keras begitu juga sebaliknya, seseorang yang berdzikir maka akan merasakan getaran yang lembut di dalam hatinya. Dan inilah yang mempengaruhi aura yang terpancar pada setiap manusia.

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu menimbulkan getaran. Perbuatan yang di dasarkan dengan hawa nafsu akan cenderung menghasilkan getaran yang kasar dan bergejolak tidak beraturan, dalam tinjauan fisika getaran ini disebut memiliki frekuensi rendah dengan amlitudo besar. Sedangkan sebuah kegiatan yang didasarkan dengan Ilahiah ( sabar, ikhlas, kepasrahan diri dan lainnya) akan memancarkan getaran yang cenderung halus dan lembut dengan frekuensi tinggi dan teratur, ECG (Electric Cardio Graph) merupakan alat yang dapat mendeteksi getaran yang dihasilkan oleh orang yang sedang beraktifitas

Dalam ilmu fisika dikenal beberapa getaran yang hasilnya akan memancarkan cahaya dengan menggunakan perbandingan frekuensi. Untuk menghasilkan  cahaya (tampak) dibutuhkan frekuensi yang tinggi sedangkan frekuensi  yang rendah hanya akan menghasilkan cahaya  (kasat mata) sinar ultra violet, sinar x, infra merah dan lain halnya bahkan beberapa dari sinar ini mampu menimbulkan radiasi yang berdampak tidak baik bagi kesehatan. Sehingga untuk dapat menghasilkan cahaya tampak memerlukan frekuensi yang tinggi  dan hal tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan Ilahiah yang umumnya bersifat positif. Cahaya yang dihasilkan dari frekuensi yang tinggi pada diri manusia akan menghasilkan aura serta wajah yang berseri pada diri manusia tersebut, sehingga tak jarang jika kita melihat seorang ahli ibadah maka kita akan melihat kesejukan terpancar  dari dalam dirinya

Lalu apa hubungannya dengan resonansi?

Telah dituliskan di atas bahwa manusia adalah makhluk miliaran bioelektron yang dapat memancarkan cahaya positif atau negatif. semakin lembut dan ikhlas sesorang maka pancaran auranya semakin kuat sehingga mampu meresonansi sekitarnya. Oleh karena itu islam mengajarkan bagaimana seharunya memilih sahabat seperti yang tertulis pada hadist di atas

ko bisa sih aura seseorang meresonansi orang yang ada disekitarnya

analoginya seperti batang besi yang digosok-gosokan dengan magnet, batang besi yang tidak memiliki sifat magnet sebelumnya ketika terus dan terus digosokan magnet maka lama kelamaan besi tersebut pun akan memiliki sifat magnet yang mampu menarik benda-benda logam disekitarnya, kalau tidak percaya silahkan dibuktikan sendiri ya, dengan catatan menggosokannya harus searah y :)

Begitu juga halnya dengan manusia yang di dalam tubuhnya memiliki miliaran elektron yang bermuatan, maka ia akan dapat meresonansikan cahaya nya tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar kita, sehingga tidak jarang kita melihat orang yang bergaulnya dengan orang-orang baik maka orang tersebut juga akan terbawa menjadi baik, begitu juga sebaliknya.

Maka sudah menjadi tugas kita untuk mencari sahabat dan berada di lingkungan yang baik yang sejatinya dapat memancarkan aura-aura positif pada diri kita. Karena manusia berada diantara malaikat dan syeiton dimana malaikat  keimanannya kepada Sang Maha Kuasa terus tetap terjaga sedangkan syeiton diantaranya memiliki krisis keimanan kepada Allah SWT, naik turun itulah keadaan keimanan manusia, sehingga untuk bisa mengatasi keimanan kita disaat menurun adalah lingkungan dan sahabat yang sholeh/sholeha
 
Allahu’alam

Sumber: 
Hadist Rasulullah saw
Agus Mustofa dalam Pusaran Energi Ka'bah
Douglas C. Giancoli dalam Fisika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar