Jumat, 05 Januari 2018

TEKNOLOGI MENGANTARKAN DUNIA PENDIDIKAN MAMPU MENEMBUS JARAK DAN WAKT



TEKNOLOGI MENGANTARKAN DUNIA PENDIDIKAN MAMPU MENEMBUS JARAK DAN WAKTU


Indonesia adalah negeri yang terdiri dari berbagai macam ras, suku dan bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke, dimana setiap daerahnya memiliki ke khasan yang pantas dan layak untuk diketahui dan dipelajari oleh seluruh masyarakatnya terutama para siswa yang kelak akan menjadi penggerak bangsa ini. Seorang peserta didik yang berada di daerah Jakarta memiliki hak dalam mengetahui hal-hal yang ada dinegaranya bagian timur, begitu juga dengan peserta didik yang berada di bagian timur juga memiliki hak dalam mempelajari dan mengetahui hal-hal yang berada di Jakarta.

Sebuah kesenjangan yang pernah kita lihat saat ini adalah dimana peserta didik yang berada di satu daerah dengan daerah yang lain mengalami kesulitan dalam mempelajari daerah tetangganya. Masalah geografis meliputi masalah waktu dan masalah sosial ekonomi Indonesia adalah salah satu contoh permasalahan yang menyebabkan kesenjangan sosial tersebut dapat terjadi pada sebuah Negara kepulauan seperti Indonesia, dimana hal ini menyebabkan informasi ilmu dalam dunia pendidikan tidak dapat tersebar merata (Jul.2012)

Permasalahan lain dalam dunia pendidikan adalah terdapatnya beberapa materi pelajaran yang tidak dapat dijelaskan secara kontekstual dengan bahan dan alat yang terdapat di alam, salah satunya adalah beberapa materi yang terdapat dalam mata pelajaran kimia seperti bentuk-bentuk molekul serta pergerakan molekul tersebut, sehingga dibutuhkan sebuah penunjang pendidikan(Jul. 2012)

Menurut H. Hamzah B. Uno dan Hj. Nina Lamatenggo, (2011, 61). Mengatakan bahwa kecendrungan pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah sebagai berikut :
1.    Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distancelearing). Kemudian untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukkan sebagai strategi utama;
2.    Shareng resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuah jaringan perpustakaan dan istrumen pendidikan lainnya (guru, laboraturiom) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku;
3.    Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM multi media dalam pendidikan secara bertahap menggantuikan televisi dan vedio.(Haris.2017)
Berdasakan beberapa hal yang telah dijabarkan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa TIK atau teknologi memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, bahkan Menurut Christine E. Sleeter & Peter L, yang dikutif oleh H.A.R. Tilaar dalam Haris mengatakan bahwa terdapat tiga kekuatan yang dominan sebuah Negara yaitu :
1.     Ilmu pengetahuan
2.    Teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan
3.    Informasi  (Haris.2017)
Dengan tiga kekuatan dominan tersebut kita telah megetahui bahwa kekayaan alam yang dimiliki oleh sebuah negara tidak memiliki peranan yang cukup dominan dalam perkembangan negara tersebut, salah satu contohnya adalah Jepang yang jika dilihat dari sisi kekayaan alamnya tidak memiliki kekayaan yang cukup banyak berbeda dengan negara kita Indonesia yang sempat dijajah karena kekayaan alam yang dimilikinya, namun Jepang mampu menjadi negara maju dengan perkembangan teknologi yan dimilikinya yang sudah otomatis mempengaruhi dunia pendidikannya dalam mempersiapkan generasi yang akan datang

Terdapat beberapa peranan TIK dalam dunia pendidikan, yaitu
1.      Sebagai keterampilan skill dan kompetensi
2.      Sebagai infrastruktur pendidikan
3.      Sebagai sumber bahan ajar
4.      Sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan
5.      Sebagai pendukung manajemen pendidikan
6.      Sebagai sistem pendukung keputusan (Munir.TT)

Dengan bersandar pada beberapa hal yang tertulis diatas,  maka dapat kita tarik kesimpulan bersama bahwa teknologi memiliki peranan yang penting dalam dunia  pendidikan terutama sains yang dalam proses pengaplikasiannya membutuhkan teknologi untuk menjelaskan beberapa materi yang cukup sulit untuk dijelaskan secara kontekstual.

Di era Globalisasi saat ini, menghadirkan teknologi dalam kelas merupakan sebuah kombinasi dan pelengkap metode pembelajaran yang cukup berpengaruh, tak jarang peserta didik yang sudah lama duduk berdiam diri dalam sebuah materi kelas akan terdorong kembali semangatnya ketika seorang guru memutarkan sebuah video dan tak jarang juga para peserta didik akan terbangun pengetahuannya dengan melihat ilustrasi-ilustrasi abstrak yang diberikan gurunya di kelas, bahkan tak jarang juga beberapa peserta didik dapat membuat produk berbasis teknologi dengan atau tanpa arahan dari gurunya tersebut.

Oleh Karena itu, melihat perkembangan jaman yang cukup mengalami perkembangan cepat ini, saya mencoba untuk memberikan tantangan kepada para peserta didik dalam membuat sebuah produk sains berbasis teknologi, dengan sebuah harapan selanjutnya potensi dan bakat yang dimiliki para peserta didik dapat muncul dan terasa. Selain itu, tujuan dari pembelajaran ini adalah mampu memproduksi video edukasi yang goal nya dapat dijadikan pelajaran oleh masyarakat secara luas

Model pembelajaran yang digunakan dalam KBM ini adalah PBL (Project Based Learning) dimana dalam guru berperan sebagai pemantau serta penyusun tahapan-tahapan yang harus dilalui siswa. Tema dari proyek ini adalah “how to make hearb medicine at home”

Siswa dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok kecil, kemudian setiap kelompok kecil tersebut melakukan aktivitas bertahap yaitu survey lapangan dengan cara melakukan wawancara terstruktur kepada beberapa masyarakat sekolah, dilanjutkan dengan melakukan wawancara kepada tukang jamu dan selanjutnya setiap kelompok membuat jamu yang akhirnya jamu tersebut diujikan kepada beberapa responden. Setiap proses yang dilakukan kelompok di arsipkan dalam bentuk video yang kemudian di upload ke youtube dengan tujuan dapat dilihat dan dijadikan pembelajaran oleh masyarakat secara luas


Selama proses pembuatannya, guru bertindak sebagai time keeper deadline dalam setiap tahapan yang telah dibuat siswa. Salah satu hal yang dapat ditarik kesimpulan adalah bahwa adakalanya seorang guru belajar dari seorang siswa bukan terus siswa yang belajar dari seorang guru. Karena selama kegiatan berlangsung siswa dapa melaksanakan dengan baik ditambah hasil video yang dibuat siswa memiliki hasil yang cukup baik dan belum tentu seorang guru mampu membuat video yang sekualitas dengan siswa.



Salah satu hasil karya siswa dapat dilihat di channel nya dengan link A’riq Fatah dalam judul jamu kunyit sirih (sm sabin)

Melihat hasil karya mereka memiliki nilai yang cukup baik, maka sayang rasanya jika hal tersebut diendapkan hanya sampai di proyek itu saja sehingga di kelas dua ini saya mencoba menchalence beberapa anak-anak yang memiliki potensi dalam membuat video untuk turut serta dalam lomba yang diselenggarakan oleh kemendikbud yang dapat dilaksanakan oleh seluruh usia, tema dari perlombaan tersebut adalah kemaritiman

Selain mengajak siswa berkontribusi dalam membuat video edukatif, saya bersama dengan beberapa guru sekolah alam mencoba untuk ikut berkontribusi dalam membuat video edukatif terkait kemaritiman negara Indonesia. Proyek ini adalah proyek sekolah yang mencoba untuk menembus dunia kemendikbud yang sedang menyelenggarakan pelombaan. Dalam pembuatan proyek ini, saya tidak memiliki peranan yang besar, hana bertindak sebagai pengajar yang mengajarkan terkait sedikit bagian dari kemaritiman Indonesia
Video tersebut dapat dilihat di  https://www.youtube.com/watch?v=BUE830Ydy4M


Daftar Pustaka
Haris Budiman. 2017.Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Jul Hasratman. 2012. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran dan Pengajaran Kimia. Jambi: Universitas Jambi

Munir. TT. Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Dunia Pendidikan Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia