GURU = ARTIS
Mungkin tulisan ini agak sedikit
menimbulkan tanda tanya atau bisa saja yang membacanya langsung mengerutkan
alisnya. wait…. dibaca dahulu ya…
yang tidak suka nuhun masukannya
karena memang untuk tulisan yang satu ini berawal dari sebuah pendapat yang
terbesit ketika masih duduk dibangku kuliah saat masa-masa micro teaching dan
menjelang PPKT, dimana kami diharuskan berhadapan langsung dengan siswa-siswa
di lapangan. Menjadi guru walaupun beberapa tahun yang lalu kami masih menjadi
seorang murid. dan satu hal yang digaris bawahi adalah…………..kami sudah mulai
berpakaian seperti layaknya seorang guru, menggunakan pakaian safari, berkemeja
dan tak jarang juga menggunakan batik. Kami harus menyesuaikan pakaian kami
serapih mungkin di hadapan siswa-siswi, karena kami adalah artis.
Ya, kenapa artis???
layaknya sebuah sinetron atau
drama korea atau mungkin telenovela (jaman dulu banget heheh) yang didalam nya
terdapat actor dan artis yang mampu memikat para penontonnya, bahkan tak jarang
juga para penontonnya mengikuti gaya atau trend-trend yang ada di dalamnya.
Terutama para ABG atau remaja yang memang sedang dalam masa pencarian, sering
kita melihat style remaja yang satu dengan remaja yang lainnya sama yang
menyudut pada sebuah film yang sedang hits, klo jaman saya SMA dulu(sekitar 6-8
tahun yang lalu) yang sedang trend di remaja putrinya adalah menggunakan rok
dipinggul karena memang saat itu yang sedang hits adalah sinetron2 sekolahan
yang siswinya menggunakan rok di pinggul, sedangkan saat masih SMP yang sedang
trend di remaja putrinya adalah menggunakan anting berukuran cukup besar yang
terbuat dari plastik, sedangkan untuk di kalangan para remaja putra yang sedang
trend adalah menggunakan kaos berwarna pink (bener ga ya??? hehehe, klo salah dimaklum ya sudah
beberapa tahun silam sih). Tapi yang pasti kita semua pasti sadar bahwa
artis-artis yang sedang bermunculan atau tenar di layar kaca akan menjadi acuan
para penontonya dalam bergaya atau bertingkah laku.
Begitu pula dengan yang terjadi
saat ini, suatu hal yang miris pernah saya temui di media sosial, yang
menayangkan tingkah seorang siswi SD berfose layaknya orang dewasa di atas
ranjang dalam sebuah kamar dengan pacarnya, lalu juga tingkah sepasang kekasih
yang mengupload foto mereka sedang melakukan kissing. Dari mana mereka belajar ini semua? tentu saja dari
siaran-siaran televisi atau media-media lainnya yang didalamnya terdapat peran
artis dan actor.
jadi untuk para guru, bisakah
kita menjadi artis untuk mereka siswa-siswi kita yang notabennya adalah
amanah-amanah Ilahi yang kelak akan
menjadi penerus bangsa ini.
Tugas terpenting seorang guru
adalah menanamkan akhlak di dalam diri siswa nya, dan sebuah pembelajaran, hal
yang sangat mudah tertanam di dalam diri manusia adalah contoh dan praktek
bukan hanya sekedar teori dan hafalan semata, jadi ketika kita ingin menanamkan
akhlak kepada siswa-siswi kita maka hal
yang paling diutamakan adalah bagaimana akhlak kita, apakah sudah baik atau
belum. Karena guru adalah contoh bagi anak didiknya.
Pernah saya mengikuti sebuah
majelis, di dalamnya membahas hal apa yang seharusnya pertama kali dilakukan
seorang guru. Hal yang harus ditanamkan adalah terkait akhlak, jika seorang
guru menginginkan anak didiknya berakhlak baik, maka ia pun harus berakhlak
baik. Ketika seorang guru merokok maka anak didiknya yang masih dibawah umur
pun tidak akan segan untuk merokok, ketika seorang guru bertutur kata yang
tidak baik, maka ini pun menjadi suatu hal yang lumrah untuk dicontoh anak
didiknya. Berat sudah pasti, namun inilah tanggung jawab seorang guru, terasa
berat namun kelak akan menuwai hasilnya kelak, karena memang mereka adalah
investasi-investasi akhirat.
Ketika seorang guru menjadi artis
untuk para anak didiknya, lalu kepada siapa seorang guru akan mengambil contoh dalam
berakhlak?
Saya rasa kita semua sudah
sama-sama sadar dan tahu siapa guru terbaik di muka bumi ini yang menjadi
pendidik bagi anak-anak didiknya yang sukses dalam meraih kehidupan dunia dan
akhirat. Rasulullah, beliau adalah guru terbaik sepanjang masa, maka bisa
menjadi bacaan atau agenda wajib untuk kita mendalami bagaimana Rasulullah
bercengkrama dan mengajarkan ayat-ayat Ilahi kepada umatnya. meluangkan waktu
untuk buku-buku dan berada di dalam majelis yang mengupas sirah nabawiyah,
prophet parenting atau pendidikan islami saya rasa tidak akan membuat kita
merasa rugi
Lalu bagaimana jika seorang guru
sudah mengupayakan untuk menjaga akhlaknya dan memberikan contoh yang terbaik
namun anak didiknya masih saja kurang dalam akhlak?
Kita kembalikan lagi kepada Sang
Pembolak-balik hati manusia, karena manusia hanya mampu berusaha dan penentu
semuanya adalah Allah swt. Karena dibalik menjadi contoh untuk di tiru, tugas
seorang guru adalah mendo’akan anak didiknya.
Teringat sebuah buku yang
mengisahkan Al-Fatih penakluk konstantinopel, di dalamnya mengisahkan seorang
guru yang berpengaruh besar dalam kesuksesan Al-fatih menaklukan
konstantinopel. Syeikh Aaq Syamsudin bersujud khusyuk kepada Sang Ilahi ketika
anak didiknya sedang berada di medan perang mewujudkan sabda Nabi Muhamma. Dan
tak jarang juga saya diingatkan oleh ustadz dan ustadzah tempat saya bekerja
dalam sebuah agenda wamtaq rutin, pernah diantara mereka menyampaikan bahwa
terdapat sebuah pesantren yang di dalamnya mengisahkan seorang kiyai yang
selalu mendo’akan anak didiknya dalam sujud malam terutama anak-anak yang
menjadi sorotan atas tingkahnya yang menggemaskan, dan atas Ridho Allah anak
didiknya tersebut menjadi pribadi yang berakhlak baik saat dewasa
Maka jangan pernah berhenti untuk
belajar menjadi artis bagi anak didik kita, sebuah peran yang kita ambil
pelajarannya dari Rasulullah, serta jangan pernah lelah mengahantarkan do’a-do’a
kepada Allah untuk anak didik kita
karena Saya, kamu dan kalian
semua masih dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
generasi-generasi masa depan yang bukan hanya dalam segi akademis namun juga
akhlak. Terutama penulis yang masih miskin ilmu ini, masih membutuhkan masukan,
saran dan ilmu dari para pembaca blog ini.