Minggu, 01 Januari 2017

Saintifik, Indigeneous dan Pseudo Sains. Apa bedanya?



Saintifik, Indigeneous dan Pseudo Sains

Bismillahirahmaniraahiim….
Ingin rasanya berdiskusi beberapa hal terkait istilah-istilah yang mungkin bagi sebagian orang suatu hal yang biasa atau sebagian yang lain menjadi suatu hal yang baru. Kenapa saya katakan berdiskusi?
Karena yang menulis artikel ini masih fakir ilmu yang mungkin saja masih terdapat beberapa  hal kesalahan baik dalam segi bahasa, materi maupun yang lainnya
Baiklah sesuai dengan judul yang telah dituliskan di atas, 3 istilah yang akan kita diskusikan bersama dalam artikel ini, Saintifik sains, Indigeneous Sains dan Pesudo Sains.

Ketiganya memang berkaitan dengan ilmu sains, tapi bukan berarti kalian yang baground pendidikan atau kecenderungannya bukan dalam sains tidak mau membaca ini. In Syaa Allah akan saya paparkan dalam bahasa sederhana dengan beberapa contoh yang erat dengan kehidupan sehari-hari kita.

SAINTIFIK SAINS
Menarik Istilah pertama yaitu Saintifik Sains, saya rasa kita semua sudah tahu apa arti dari istilah saintifik sains. Ya, jelas bahwa saintifik sains adalah sains yang sudah teruji secara ilmiah kebenarannya contoh sederhananya adalah obat-obatan dalam bidang kedokteran dimana obat-obat yang digunakan dalam kedokteran sudah teruji secara ilmiah kegunaannya. Contoh lainnya adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa semua zat di alam semesta ini tersusun oleh atom, teori ini tercetus bukan hanya berasal dari sebuah diskusi beberapa orang melainkan dari sebuah penilitian ilmiah yang telah dilakukan oleh beberapa saintis dengan menggunakan sinar katode dan anode. Lalu apakah terdapat kemungkinan sebuah teori yang sudah termasuk ke dalam saintifik sains bisa berubah?

Ya bisa saja, contohnya saja adalah teori atom yang jika kita ingat saat kita pelajari saat duduk di bangku SMA atau SMP teori beberapa kali berubah, mulai dari teoti atom Dalton hingga teori atom modern, sampai akhirnya ada suatu hari saat menyinggung sedikit tentang atom dalam pelajaran sains di SMP salah satu siswa bertanya
“Bu, bisa ga klo kita melihat atom menggunakan mikroskop? katanyakan mikroskop bisa dipakai buat ngelihat benda-benda yang kecil, atom kan benda kecilkan?”
Tersenyum lebar sambil mencoba berfikir sejenak mencari beberapa kalimat yang bisa masuk ke dalam pertanyaan anak tersebut “belum bisa nak, saat ini setahu ibu belum ada sebuah alat yang dapat digunakan untuk melihat atom?
“loh ko terus bisa ada teori atom? bagaimana caranya ilmuwan nemuin teori itu bu?”
“menggunakan beberapa penelitian nak, teori atom itu beberapa kali berkembang, mulai dari yang bentuknya seperti bola saja sampai akhirnya berbentuk seperti orbital, teori itu didapat dari asumsi yang diperoleh dari sebuah penelitian”
“hem……berarti klo begitu bisa saja ya klo nanti aku nemuin teori atom terbaru?”
“hehe…. bisa saja jika memang teori kamu didukung dengan beberapa penelitian dan bukti- bukti ilmiah"
“doain ya bu”
“ Aamiin,,,,, semoga kelak kamu jadi ilmuwan muslim yang amanah ya nak”
Diskusi singkat yang terjadi di sela-sela pembelajaran semoga bisa memberikan contoh bahwa teori-teori sains terus dan terus berkembang, karena kepastian hanya lah milik Allah swt. Namun untuk meruntuhkan sebuah teori tidak bisa dengan mudahnya dilakukan begitu saja, kita harus meluangkan waktu untuk menelitinya lebih dalam, bahkan saat membaca beberapa biografi ilmuwan muslim dituliskan di dalamnya bahwa tak jarang para ilmuwan tersebut menggunakan seluruh hidupnya untuk meneliti suatu hal yang hasil penelitiannya pada umumnya diperuntukan untuk kepentingan umum bukan hanya untuk dirinya sendiri. Masyaa Allah, inilah salah satu alasan mengapa Allah mengangkat beberapa derajat orang-orang yang berilmu, karena memang untuk mendapatkan nya dibutuhkan kesabaran dan keluangan hati yang dalam.

INDIGENOUS SAINS
Istilah sains yang kedua ini mungkin masih sedikit asing bagi beberapa orang, namun sebenarnya contoh-contoh dari istilah ini sangat dekat dengan kehidupan kita terutama masyarakat Indonesia yang notabennya memiliki keanekaragaman yang melimpah, bukan hanya alamnya saja melainkan juga kebudayaannya.
Apa sih Indigeneous sains?
Saya coba berikan beberapa contoh setelah itu baru kita lakukan diskusi lebih dalam ya………
Tahu suku baduy atau suku lainnya?
Saya rasa pasti tahu, karena memang Indonesia masih memiliki kekayaan yang terpendam dalam bentuk masyarakat yang masih sangat menjaga alamnya

Saya ambil contoh dari beberapa jurnal yang membahas tentang masyarakat palingpuran Bali dan suku baduy

masyarakat palingpuran bali memiliki kebiasaan meletakan benda-benda runcing di atas rumahnya sebagai penangkal petir serta juga sering melempar keris-keris yang juga diperuntukan untuk menangkal petir, lalu apakah ini bisa dijelaskan secara ilmiah?

ya ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah yang hingga akhirnya bisa dikategorikan kedalam saintifik sains, mau tahu penjelasan ilmiah nya? saya tidak jelaskan di bagian ini tapi telah saya jabarkan di artikel lainnya dengan judul “keris bisa menangkal petir” silahkan dibaca J

lalu jika kita beralih ke masyarakat baduy, ada sebuah kebiasaan masyarakat baduy menyimpan bahan pokoknya (beras) di dalam sebuah bangunan yang dibuat dengan bahan-bahan alam salah satunya daun-daun yang memang hanya ada di daerah tersebut dimana beras-beras yang ada di dalamnya tidak akan membusuk (tetap awet tanpa menggunakan formalin)dalam jangka waktu puluhan tahun, selain itu juga masyarakat baduy memiliki kebiasaan yang unik dalam membuka ladang di hutan dengan cara membuat pola-pola lingkaran kecil-kecil mengelilingi lingkaran besar dimana caranya tersebut tidak akan merusak alam. Beberapa pengetahuan tersebut saya baca dari sebuah jurnal etnografi yang memang tidak menjelaskan lebih rinci dalam bidang sainsnya melainkan dalam bidang sosialnya, Namun pernah beberapa kali saya berdiskusi dengan beberapa dosen saat skripsi beberapa tahun lalu terkait kebiasaan-kebiasaan masyarakat  baduy tersebut yang memiliki kemungkinan besar menjadi saintifik sains, namun butuh penelitian khusus yang harus dilakukan secara mendalam untuk bisa membuktikan bahwa indigeneous sains tersebut dapat dikategorikan menjadi saintifik sains.
Nah…. ada salah satu contoh yang sangat erat dalam kehidupan kita terutama masyarakat pulau Jawa. Kenal gatet? ya gatet adalah singkong yang dijemur dibawah terik matahari beberapa minggu hingga hitam yang kemudian direbus menggunakan kelapa. Nah kebanyakan singkong yang dibuat gatet tersebut adalah gatet yang rasanya pahit dan setelah dijemur beberapa hari rasa pahitnya berkurang. Bisakah hal tersebut dijelaskan secara saintifik sains????

Jawabannya bisa, dan Alhamdulillah sudah dimasukan kedalam skripsi yang berjudul “pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang”
So….. sudah jelaskan apa pengertian dari Indigeneous Sains?

Yap, Indigeneous Sains adalah sains asli yang terdapat di masyarakat yang memiliki kemungkinan bisa dijelaskan dengan saintifik sains (jika dapat dibuktikan secara ilmiah) atau menjadi non saintifik sains jika memang hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara ilmiah

Sebuah istilah sains yang setelah mempelajarinya mampu mengubah maindset di dalam diri bahwa masyarakat perdalaman bukan lah masyarakat yang tanpa ilmu, Mereka bahkan memiliki ilmu yang sangat memperhitungkan keseimbangan alam, hanya saja mereka belum memiliki bahasa ilmiah dalam menjelaskan setiap indigenous sains yang ada di daerahnya.

Besar harapan di dalam diri semoga kelak mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat mengetahui dan menganalisis indigenous sains-indigenous sains yang ada di Indonesia, sebuah negara yang Sang Kuasa ciptakan dengan beberapa tanda-tanda alam dan kebudayaan sebagai bukti ke Maha Besarannya. Aamiin…………………

PSEUDO SAINS
Sebelum menjelaskan pengertian dari pseudo sains, maka saya akan mencoba memberikan beberapa contoh hingga akhirnya kita bisa memperoleh kesimpulan tersendiri pengertian dari pseudo sains

Beberapa contoh diantaranya adalah masih banyaknya yang beranggapan bahwa matahari mengelilingi bumi, bahkan teori ini masih banyak diyakini oleh beberapa masyarakat Amerika. Contoh lainnya adalah sebuah teori yang menjelaskan bahwa dinasaurus dan manusia pernah hidup bersamaan.

Dan yang pernah heboh di media adalah terkait  banyak masyarakat yang beranggapan bahwa bumi itu datar dan tidak bulat, Memang secara pengamatan yang telah dilakukan oleh para ilmuwan membuktikan bahwa bumi itu tidak bulat secara utuh melainkan berbentuk seperti telur sedikit oval dibagian ujung-ujungnya, namun jelas teori yang menyatakan bahwa bumi itu datar adalah sebuah teori yang berasal dari asumsi saja tanpa adanya bukti empiris yang  dilakukan dengan rangkaian penelitian ilmiah. Hal yang paling mencengangkan adalah ketika saya membaca sebuah artikel yang di dalamnya tertulis bahwa Al_Qur’an adalah sumber yang mengatakan bahwa bumi itu datar dengan ayat yang berbunyi :

“Dialah Allah yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu” QS Al-baqarah 22

Memang dengan sangat jelas dituliskan bahwa bumi itu dihamparkan yang merujuk pada kata datar, tapi cobalah untuk memahaminya secara mendalam.
Banyak kalangan yang menggunakan ayat-ayat mengenai bumi yang dihamparkan mengeluarkan pendapat bahwa Al-Qur’an tidak ilmiah, sebentar………….. menurut saya Al-Qur’an adalah pedoman umat muslim yang sangat ilmiah, bahkan hal-hal yang baru terbukti secara ilmiah beberapa tahun ini telah dijelaskan di dalamnya berabad-abad tahun yang lalu.

Saya jadi teringat diskusi yang pernah terjadi di mobil antara beberapa orang yang paham tentang bahasa arab, mereka mengatakan bahwa bahasa arab yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah kalimat-kalimat puitis yang maknanya sangat dalam dan banyak hal-hal yang tersirat, sehingga jika di dalam Al-Qur’an dituliskan bahwa bumi itu berbentuk hamparan (dataran) adalah sebuah perumpamaan yang mengandung banyak makna dan hal inilah yang akhirnya membuat saya mencoba mencari pengertian dari kata datar tersebut

Bismillah, mengambil dari beberapa tulisan…………….
Memang dituliskan di dalam ayat tersebut bahwa bumi itu datar namun hal tersebut adalah sebuah makna tersirat yang menuntun kita untuk belajar lebih, makna sederhananya adalah untuk manusia dan juga makhluk-makhluk ciptaan Allah swt yang hidup di bumi merasakan seperti berjalan di daerah daratan yang datar dan tidak merasakan seperti berjalan  di daerah yang permukaanya bulat, begitu juga dengan air-air di dalam lautan yang tidak tumpah walaupun berada dibagian lengkungan ujung bumi. Ini adalah salah satu bukti Maha Kuasanya Allah SWT dan juga Bukti dari Rahman dan RahimNya, salah satu hal yang Ia ciptakan yang membuat manusia dan makhluk-makhluk lainnya merasa berjalan di daerah datar adalah adanya gravitasi bumi belum lagi medan magnet bumi dan lain-lainnya yang memang Ia ciptakan untuk keseimbangan kehidupan manusia. Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya jika Ia hanya menciptakan bumi ini tanpa adanya perangkat-perangkat seperti gravitasi, medan magnet bumi dan hal lainnya. Mungkin ketika kita berjalan di bagian bumi dengan lengkungan kita akan merosot kebawah dan jatuh ke antariksa hehehe. Begitu juga jika bumi itu datar, maka ketika kita melakukan perjalanan di bumi ini kita akan menemukan ujung dari bumi,, iya kan?

Nah jadi pengertian dari Pseudo sains adalah sebuah teori yang tercetuskan tanpa adanya pembuktian ilmiah sebelumnya, hanya berupa asumsi-asumsi tanpa adanya tahapan-tahapan mengamati, menanyakan,berkesperimen, asosiasi dan publikasi. Dan yang harus diingat adalah tahapan-tahapan tersebut bukan hanya dapat digunakan dalam ilmu sains. Nabi Ibrahim as pernah menggunakan tahapan-tahapan tersebut untuk mengetahui siapa penciptanya hingga akhirnya hasilnya menjadikan ia sebagai hamba Allah swt yang sangat taat kepada Allah swt.

Dan ternyata teori tentang evolusi manusia (manusia berasal dari kera) juga tercetus dari seseorang yang menyatakan teorinya hanya berdasarkan asumsi-asumsi dengan mengatas namakan teori mutasi penyebab dari evolusi tersebut

Jadi……..
Sudah jelaskan makna dari istilah Saintifik Sains, Indigeneous Sains dan Pseudo Sains
Semoga tulisan sedikit ini bermanfaat bagi pembaca dan penulisnya. Serta sebuah kehormatan tersendiri bagi pembaca yang ingin mengkritisi isi dari tulisan ini karena seperti yang telahs saya tuliskan di atas bahwa si penulis adalah seorang yang masih fakir ilmu sehingga tak jarang membuat kesalahan

Wassalam……….

Sumber

Al-Qur’an

Brady dalam buku Kimia Universitas Asas dan Struktur

Harun Yahya dalam buku Runtuhnya Teori Evolusi

I Wayan Suastra dalam jurnal efektivitas Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya dan Nilai Kearifan Lokal untuk Mengembangkan Kompetensi dan Nilai Kearifan Lokal di SMP

I Wayan Suastra dalam jurnal Merekontruksi Sains Asli (Indigeneous Sacience) dalam Upaya Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Kearifan Lokal di Sekolah

Annisah dalam Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang