Saintifik,
Indigeneous dan Pseudo Sains
Bismillahirahmaniraahiim….
Ingin
rasanya berdiskusi beberapa hal terkait istilah-istilah yang mungkin bagi
sebagian orang suatu hal yang biasa atau sebagian yang lain menjadi suatu hal
yang baru. Kenapa saya katakan berdiskusi?
Karena
yang menulis artikel ini masih fakir ilmu yang mungkin saja masih terdapat
beberapa hal kesalahan baik dalam segi
bahasa, materi maupun yang lainnya
Baiklah
sesuai dengan judul yang telah dituliskan di atas, 3 istilah yang akan kita
diskusikan bersama dalam artikel ini, Saintifik sains, Indigeneous Sains dan
Pesudo Sains.
Ketiganya
memang berkaitan dengan ilmu sains, tapi bukan berarti kalian yang baground
pendidikan atau kecenderungannya bukan dalam sains tidak mau membaca ini. In
Syaa Allah akan saya paparkan dalam bahasa sederhana dengan beberapa contoh
yang erat dengan kehidupan sehari-hari kita.
SAINTIFIK SAINS
Menarik
Istilah pertama yaitu Saintifik Sains, saya rasa kita semua sudah tahu apa arti
dari istilah saintifik sains. Ya, jelas bahwa saintifik sains adalah sains yang
sudah teruji secara ilmiah kebenarannya contoh sederhananya adalah obat-obatan
dalam bidang kedokteran dimana obat-obat yang digunakan dalam kedokteran sudah
teruji secara ilmiah kegunaannya. Contoh lainnya adalah sebuah teori yang
menyatakan bahwa semua zat di alam semesta ini tersusun oleh atom, teori ini
tercetus bukan hanya berasal dari sebuah diskusi beberapa orang melainkan dari
sebuah penilitian ilmiah yang telah dilakukan oleh beberapa saintis dengan
menggunakan sinar katode dan anode. Lalu apakah terdapat kemungkinan sebuah
teori yang sudah termasuk ke dalam saintifik sains bisa berubah?
Ya
bisa saja, contohnya saja adalah teori atom yang jika kita ingat saat kita
pelajari saat duduk di bangku SMA atau SMP teori beberapa kali berubah, mulai
dari teoti atom Dalton hingga teori atom modern, sampai akhirnya ada suatu hari
saat menyinggung sedikit tentang atom dalam pelajaran sains di SMP salah satu
siswa bertanya
“Bu,
bisa ga klo kita melihat atom menggunakan mikroskop? katanyakan mikroskop bisa
dipakai buat ngelihat benda-benda yang kecil, atom kan benda kecilkan?”
Tersenyum
lebar sambil mencoba berfikir sejenak mencari beberapa kalimat yang bisa masuk
ke dalam pertanyaan anak tersebut “belum bisa nak, saat ini setahu ibu belum
ada sebuah alat yang dapat digunakan untuk melihat atom?
“loh
ko terus bisa ada teori atom? bagaimana caranya ilmuwan nemuin teori itu bu?”
“menggunakan
beberapa penelitian nak, teori atom itu beberapa kali berkembang, mulai dari
yang bentuknya seperti bola saja sampai akhirnya berbentuk seperti orbital,
teori itu didapat dari asumsi yang diperoleh dari sebuah penelitian”
“hem……berarti
klo begitu bisa saja ya klo nanti aku nemuin teori atom terbaru?”
“hehe….
bisa saja jika memang teori kamu didukung dengan beberapa penelitian dan bukti-
bukti ilmiah"
“doain
ya bu”
“
Aamiin,,,,, semoga kelak kamu jadi ilmuwan muslim yang amanah ya nak”
Diskusi
singkat yang terjadi di sela-sela pembelajaran semoga bisa memberikan contoh
bahwa teori-teori sains terus dan terus berkembang, karena kepastian hanya lah
milik Allah swt. Namun untuk meruntuhkan sebuah teori tidak bisa dengan
mudahnya dilakukan begitu saja, kita harus meluangkan waktu untuk menelitinya
lebih dalam, bahkan saat membaca beberapa biografi ilmuwan muslim dituliskan di
dalamnya bahwa tak jarang para ilmuwan tersebut menggunakan seluruh hidupnya
untuk meneliti suatu hal yang hasil penelitiannya pada umumnya diperuntukan
untuk kepentingan umum bukan hanya untuk dirinya sendiri. Masyaa Allah, inilah
salah satu alasan mengapa Allah mengangkat beberapa derajat orang-orang yang
berilmu, karena memang untuk mendapatkan nya dibutuhkan kesabaran dan keluangan
hati yang dalam.
INDIGENOUS SAINS
Istilah
sains yang kedua ini mungkin masih sedikit asing bagi beberapa orang, namun
sebenarnya contoh-contoh dari istilah ini sangat dekat dengan kehidupan kita
terutama masyarakat Indonesia yang notabennya memiliki keanekaragaman yang
melimpah, bukan hanya alamnya saja melainkan juga kebudayaannya.
Apa
sih Indigeneous sains?
Saya
coba berikan beberapa contoh setelah itu baru kita lakukan diskusi lebih dalam
ya………
Tahu
suku baduy atau suku lainnya?
Saya
rasa pasti tahu, karena memang Indonesia masih memiliki kekayaan yang terpendam
dalam bentuk masyarakat yang masih sangat menjaga alamnya
Saya
ambil contoh dari beberapa jurnal yang membahas tentang masyarakat palingpuran
Bali dan suku baduy
masyarakat
palingpuran bali memiliki kebiasaan meletakan benda-benda runcing di atas
rumahnya sebagai penangkal petir serta juga sering melempar keris-keris yang
juga diperuntukan untuk menangkal petir, lalu apakah ini bisa dijelaskan secara
ilmiah?
ya
ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah yang hingga akhirnya bisa dikategorikan
kedalam saintifik sains, mau tahu penjelasan ilmiah nya? saya tidak jelaskan di
bagian ini tapi telah saya jabarkan di artikel lainnya dengan judul “keris bisa
menangkal petir” silahkan dibaca J
lalu
jika kita beralih ke masyarakat baduy, ada sebuah kebiasaan masyarakat baduy
menyimpan bahan pokoknya (beras) di dalam sebuah bangunan yang dibuat dengan
bahan-bahan alam salah satunya daun-daun yang memang hanya ada di daerah
tersebut dimana beras-beras yang ada di dalamnya tidak akan membusuk (tetap
awet tanpa menggunakan formalin)dalam jangka waktu puluhan tahun, selain itu
juga masyarakat baduy memiliki kebiasaan yang unik dalam membuka ladang di
hutan dengan cara membuat pola-pola lingkaran kecil-kecil mengelilingi
lingkaran besar dimana caranya tersebut tidak akan merusak alam. Beberapa
pengetahuan tersebut saya baca dari sebuah jurnal etnografi yang memang tidak
menjelaskan lebih rinci dalam bidang sainsnya melainkan dalam bidang sosialnya,
Namun pernah beberapa kali saya berdiskusi dengan beberapa dosen saat skripsi
beberapa tahun lalu terkait kebiasaan-kebiasaan masyarakat baduy tersebut yang memiliki kemungkinan
besar menjadi saintifik sains, namun butuh penelitian khusus yang harus
dilakukan secara mendalam untuk bisa membuktikan bahwa indigeneous sains
tersebut dapat dikategorikan menjadi saintifik sains.
Nah….
ada salah satu contoh yang sangat erat dalam kehidupan kita terutama masyarakat
pulau Jawa. Kenal gatet? ya gatet adalah singkong yang dijemur dibawah terik
matahari beberapa minggu hingga hitam yang kemudian direbus menggunakan kelapa.
Nah kebanyakan singkong yang dibuat gatet tersebut adalah gatet yang rasanya
pahit dan setelah dijemur beberapa hari rasa pahitnya berkurang. Bisakah hal
tersebut dijelaskan secara saintifik sains????
Jawabannya
bisa, dan Alhamdulillah sudah dimasukan kedalam skripsi yang berjudul
“pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang”
So…..
sudah jelaskan apa pengertian dari Indigeneous Sains?
Yap,
Indigeneous Sains adalah sains asli yang terdapat di masyarakat yang memiliki
kemungkinan bisa dijelaskan dengan saintifik sains (jika dapat dibuktikan
secara ilmiah) atau menjadi non saintifik sains jika memang hal tersebut tidak
dapat dibuktikan secara ilmiah
Sebuah
istilah sains yang setelah mempelajarinya mampu mengubah maindset di dalam diri
bahwa masyarakat perdalaman bukan lah masyarakat yang tanpa ilmu, Mereka bahkan
memiliki ilmu yang sangat memperhitungkan keseimbangan alam, hanya saja mereka
belum memiliki bahasa ilmiah dalam menjelaskan setiap indigenous sains yang ada
di daerahnya.
Besar
harapan di dalam diri semoga kelak mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih
dekat mengetahui dan menganalisis indigenous sains-indigenous sains yang ada di
Indonesia, sebuah negara yang Sang Kuasa ciptakan dengan beberapa tanda-tanda
alam dan kebudayaan sebagai bukti ke Maha Besarannya. Aamiin…………………
PSEUDO SAINS
Sebelum
menjelaskan pengertian dari pseudo sains, maka saya akan mencoba memberikan
beberapa contoh hingga akhirnya kita bisa memperoleh kesimpulan tersendiri
pengertian dari pseudo sains
Beberapa
contoh diantaranya adalah masih banyaknya yang beranggapan bahwa matahari
mengelilingi bumi, bahkan teori ini masih banyak diyakini oleh beberapa
masyarakat Amerika. Contoh lainnya adalah sebuah teori yang menjelaskan bahwa
dinasaurus dan manusia pernah hidup bersamaan.
Dan
yang pernah heboh di media adalah terkait
banyak masyarakat yang beranggapan bahwa bumi itu datar dan tidak bulat,
Memang secara pengamatan yang telah dilakukan oleh para ilmuwan membuktikan
bahwa bumi itu tidak bulat secara utuh melainkan berbentuk seperti telur
sedikit oval dibagian ujung-ujungnya, namun jelas teori yang menyatakan bahwa
bumi itu datar adalah sebuah teori yang berasal dari asumsi saja tanpa adanya
bukti empiris yang dilakukan dengan
rangkaian penelitian ilmiah. Hal yang paling mencengangkan adalah ketika saya
membaca sebuah artikel yang di dalamnya tertulis bahwa Al_Qur’an adalah sumber
yang mengatakan bahwa bumi itu datar dengan ayat yang berbunyi :
“Dialah Allah
yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu” QS Al-baqarah
22
Memang
dengan sangat jelas dituliskan bahwa bumi itu dihamparkan yang merujuk pada
kata datar, tapi cobalah untuk memahaminya secara mendalam.
Banyak
kalangan yang menggunakan ayat-ayat mengenai bumi yang dihamparkan mengeluarkan
pendapat bahwa Al-Qur’an tidak ilmiah, sebentar………….. menurut saya Al-Qur’an
adalah pedoman umat muslim yang sangat ilmiah, bahkan hal-hal yang baru
terbukti secara ilmiah beberapa tahun ini telah dijelaskan di dalamnya
berabad-abad tahun yang lalu.
Saya
jadi teringat diskusi yang pernah terjadi di mobil antara beberapa orang yang
paham tentang bahasa arab, mereka mengatakan bahwa bahasa arab yang terdapat di
dalam Al-Qur’an adalah kalimat-kalimat puitis yang maknanya sangat dalam dan
banyak hal-hal yang tersirat, sehingga jika di dalam Al-Qur’an dituliskan bahwa
bumi itu berbentuk hamparan (dataran) adalah sebuah perumpamaan yang mengandung
banyak makna dan hal inilah yang akhirnya membuat saya mencoba mencari
pengertian dari kata datar tersebut
Bismillah,
mengambil dari beberapa tulisan…………….
Memang
dituliskan di dalam ayat tersebut bahwa bumi itu datar namun hal tersebut
adalah sebuah makna tersirat yang menuntun kita untuk belajar lebih, makna
sederhananya adalah untuk manusia dan juga makhluk-makhluk ciptaan Allah swt
yang hidup di bumi merasakan seperti berjalan di daerah daratan yang datar dan
tidak merasakan seperti berjalan di
daerah yang permukaanya bulat, begitu juga dengan air-air di dalam lautan yang
tidak tumpah walaupun berada dibagian lengkungan ujung bumi. Ini adalah salah
satu bukti Maha Kuasanya Allah SWT dan juga Bukti dari Rahman dan RahimNya,
salah satu hal yang Ia ciptakan yang membuat manusia dan makhluk-makhluk
lainnya merasa berjalan di daerah datar adalah adanya gravitasi bumi belum lagi
medan magnet bumi dan lain-lainnya yang memang Ia ciptakan untuk keseimbangan
kehidupan manusia. Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya jika Ia hanya
menciptakan bumi ini tanpa adanya perangkat-perangkat seperti gravitasi, medan
magnet bumi dan hal lainnya. Mungkin ketika kita berjalan di bagian bumi dengan
lengkungan kita akan merosot kebawah
dan jatuh ke antariksa hehehe. Begitu juga jika bumi itu datar, maka ketika
kita melakukan perjalanan di bumi ini kita akan menemukan ujung dari bumi,, iya
kan?
Nah
jadi pengertian dari Pseudo sains adalah sebuah teori yang tercetuskan tanpa
adanya pembuktian ilmiah sebelumnya, hanya berupa asumsi-asumsi tanpa adanya
tahapan-tahapan mengamati, menanyakan,berkesperimen, asosiasi dan publikasi.
Dan yang harus diingat adalah tahapan-tahapan tersebut bukan hanya dapat
digunakan dalam ilmu sains. Nabi Ibrahim as pernah menggunakan tahapan-tahapan
tersebut untuk mengetahui siapa penciptanya hingga akhirnya hasilnya menjadikan
ia sebagai hamba Allah swt yang sangat taat kepada Allah swt.
Dan
ternyata teori tentang evolusi manusia (manusia berasal dari kera) juga
tercetus dari seseorang yang menyatakan teorinya hanya berdasarkan
asumsi-asumsi dengan mengatas namakan teori mutasi penyebab dari evolusi
tersebut
Jadi……..
Sudah
jelaskan makna dari istilah Saintifik Sains, Indigeneous Sains dan Pseudo Sains
Semoga
tulisan sedikit ini bermanfaat bagi pembaca dan penulisnya. Serta sebuah
kehormatan tersendiri bagi pembaca yang ingin mengkritisi isi dari tulisan ini
karena seperti yang telahs saya tuliskan di atas bahwa si penulis adalah
seorang yang masih fakir ilmu sehingga tak jarang membuat kesalahan
Wassalam……….
Sumber
Al-Qur’an
Brady
dalam buku Kimia Universitas Asas dan Struktur
Harun
Yahya dalam buku Runtuhnya Teori Evolusi
I
Wayan Suastra dalam jurnal efektivitas Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya
dan Nilai Kearifan Lokal untuk Mengembangkan Kompetensi dan Nilai Kearifan
Lokal di SMP
I
Wayan Suastra dalam jurnal Merekontruksi Sains Asli (Indigeneous Sacience)
dalam Upaya Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Kearifan Lokal di
Sekolah
Annisah
dalam Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang